Minggu, 08 Desember 2019

Pemaknaan Sajak AUBADE









Hari bening
Hari jernih mengerling
Bagai H2O tanpa larutan
Perasaan pun bagai limonade dituang
Lantas aku ingat
Kata-katamu yang meresap
Dalam denyut jantungku
Meski nasib kita tak pernah pasti
Tapi terasa hari-hari kita
Kan penuh zat-zat
Kasih,cinta
Bening cemerlng
31 agustus 1968

Pemaknaan:

“Hari jernih mengerling Bagai H2O tanpa larutan” menggambarkan kecerahan, keceriaan, kesucian dalam sebuah suasana.
“Perasaan pun bagai limonade dituang” menggambarkan perasaan tenang dan tentram.
“Lantas aku ingat, kata-katamu yang meresap, dalam denyut jantungku” mengartikan sebuah suasana dimana sedang merenungkan sesuatu yang amat berarti dalam hidup.
“Meski nasib kita tak pasti, tapi terasa hari-hari kita, kan penuh zat-zat, kasih cinta, Bening cemerlang” menggambarkan sebuah kegundahan dalam sebuah hubungan yang belum pasti namun tetap penuh makna akan kasih dan cinta.





Kehadiran
Pagi mekar di jernih matamu
Ingin aku memungut mataharinya
Yang merah muda penuh gairah

Wah, senyummu adalah
Mata air yang hangat
Menyiramkan angan-angan
Yang gemerlapan

Kemudian hidup pun hadir
Bersama harap yang lahir
Dan pesona mengalir
19 Mei 1992

Pemaknaan:

"Pagi mekar di jernih matamu" menggambarkan keindahan yang terlukiskan pada mata kekasih.
"Ingin aku memungut mataharinya yang merah muda penuh gairah" mengartikan makna yang sama dengan baris diatasnya. Menggunakan majas metafora dalam pelukisannya.
"Wah, senyummu adalah mata air yang hangat menyiramkan angan-angan yang gemerlapan" menggambarkan keindahan pada senyum kekasih yang dapat memeberikan kehangatan saat menatap.
"Kemudian hidup pun hadir bersama harap yang lahir dan pesona mengalir" mengartikan sebuah pengharapan untuk memiliki kekasih yang tercipta saat menatapnya.





Syukur
Daun-daun menpaskan napas-Nya
Angin membelaikan belaian-Nya
Kita di bawah ramah matahari
Mengapa tak kita syukuri

Ketika adzan memanggil
Kita pun bersujud
Di kaki kebesaran-Nya
Menadah rahmat yang melimpah
Menadah berkat yang meruah
29 Mei 1990

Pemaknaan:

Pada bait-1 puisi Syukur menggambarkan bahwa semua makhluk ciptaan Tuhan senantiasa berdzikir mengangungkan nama-Nya yang telah memberi penghidupan.
Pada bait-2 puisi Syukur menggambarkan bahwa sebagai seorang manusia salah satu wujud syukur kita kepada Tuhan adalah beribadah meminta rahmat dan memberikan puja-puji pada Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar